Keanekaragaman Hayati
Peta Penyebaran Kegiatan KEHATI Bio Farma
Keanekaragaman Hayati yang dimiliki oleh Indonesia merupakan salah satu sumber daya alam yang patut dijaga keasliannya. Pasalnya, keanekaragaman (biodiversity) inilah yang membuat kehidupan lingkungan manusia terus berjalan hingga generasi selanjutnya. Sejak tahun 2013 hingga saat ini, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Bio Farma sudah melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan pelestarian biodiversity.
Bagi Bio Farma, keanekaragaman hayati (biodiversity) merupakan anugerah yang harus dijaga kelestariannya. Sehingga, pada tahun 2020, Corporate Social Responsibility (CSR) Bio Farma, memfokuskan program dalam bidang keanekaragaman hayati pada beberapa lokasi wilayah di Jawa Barat. CSR Bio Farma memiliki tujuan, untuk memberikan dampak positif bagi keanekaragaman hayati dan turut serta dalam perlindungan habitat alami flora dan fauna yang ada di Indonesia. Maka dari itu, CSR Bio Farma melakukan program perlindungan keanekaragaman hayati pada salah satu kawasan konservasi di Desa Leuwiliang Kabupaten Bandung yaitu di Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK).
Kawasan konservasi TBMK ini memiliki puluhan keanekaragaman hayati di dalamnya. Kawasan Konservasi TBMK menjadi salah satu habitat alami bagi flora dan fauna yang ada di Indonesia. Berikut ini beberapa jenis fauna yang ada di Taman Buru Masigit Kareumbi. Untuk Jenis Fauna Sendiri, Bio Farma berhasil mengkonservasi sebanyak 69 jenis hewan dari berbagai macam famili, yang terdiri dari 45 unggas, 6 mamalia, dan 18 jenis kupu-kupu. Sebagai rumah dari flora dan fauna, Kawasan Konservasi TBMK ini tentu perlu dirawat keasriannya.
Namun, seiring berjalannya waktu beberapa lahan yang ada di Kawasan Konservasi TBMK ini mengalami penurunan karena beberapa lahan yang dialihfungsikan. Hal ini membuat terjadinya permasalahan lahan kritis yang ada di Kawasan TBMK. Oleh karena itu, CSR Bio Farma membuat program Rehabilitasi Lahan Kritis di beberapa Kawasan Konservasi TBMK dengan melakukan reboisasi mengembalikan fungsi lahan. Selain itu, CSR Bio Farma juga melakukan program Wali Pohon di kawasan TBMK pada blok Ciengang Petak 70. Pada program wali pohon ini, CSR Bio Farma berhasil menanam 500 bibit untuk program wali pohon tersebut. Berikut ini daftar tumbuhan yang berhasil disemai oleh Bio Farma pada program Wali Pohon.Selama Periode tahun 2018 - 2019, CSR Bio Farma berhasil melakukan penanaman tujuh jenis pohon, antara lain Ki Cangkudu (Morinda sp), Baros (Manglietia glauca), Ki Sieum (Syzygium zelyanicum), Puspa (Schima wallichii) dan Ketapang (Terminalia catappa).
Kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati oleh Bio Farma, antara lain dilakukan melalui yang dinyatakan terancam punah (CR/ critically endangered) dan flora endemis langka/terancam punah. Penetapan status spesies fauna dan flora mengacu pada Daftar Merah yang diterbitkan oleh International Union for Conservation (IUCN). Sejak tahun 2011 - 2019, Bio Farma telah mengkonservasi sebanyak 22 Fauna dan 8 Flora Berstatus Critically Endangered (CR).